Berdasarkan data skor dan status inovasi daerah berdasarkan pengukuran indeks inovasi daerah tahun 2018, Kota Probolinggo punya skor 2400 dengan kategori sangat inovatif. Pencapaian ini pun sangat membanggakan bagi Pemerintah Kota Probolinggo. Bagaimana dengan tahun 2019?
Penghitungan indeks inovasi daerah yang dilaksanakan Badan Penelitian dan Pengembangan (BPP) Kementerian Dalam Negeri RI. Dari skore 2400, pemerintah setempat berharap bisa meningkat di tahun 2019 dan masuk dalam IGA (Innovative Government Award).
“Mudah-mudahan naik peringkat setelah beberapa inovasi kita lakukan selama ini. Termasuk kerja sama dengan Lembaga Administrasi Negara (LAN) itu kami input dalam IGA. Memang target kami dari 99 kota se Indonesia, mudah-mudahan bisa masuk 10 besar tahun 2019 ini,” ujar Kepala Bappeda Litbang Rey Suwigtyo, Kamis (15/8) siang, di Puri Manggala Bakti.
Daya saing suatu daerah menjadi salah satu parameter dalam konsep kota berkelanjutan. Tingkat daya saing tersebut juga menjadi salah satu ukuran kesejahteraan. Pemerintah dalam beberapa regulasinya menekankan pentingnya kepala daerah melakukan inovasi untuk mendorong efektivitas pelayanan publik, menciptakan nilai tambah serta tetap terbuka dalam persaingan domestik dan internasional.
Bahkan indeks inovasi kepala daerah selain mendorong daya saing juga upaya mewujudkan kemandirian daerah. Tiyok – panggilan akrab Kepala Bappeda Litbang – menambahkan, pihaknya sudah melakukan musyawarah dengan OPD (Organisasi Perangkat Daerah) yang melakukan inovasi yang difasilitasi LAN dan kompetisi internal pemkot.
Salah satu indikator yang dapat mendongkrak skor indeks inovasi daerah adalah visi misi kepala daerah, apakah ada inovasinya atau tidak. “RPJMD kita, ini kolaborasi antara periode yang sebelumnya dengan wali kota saat ini. Visi misi 2019-2024 sudah kita kolaborasikan, banyak juga inovasinya di bidang pendidikan, kesehatan dan layanan lainnya. Memang di daerah lain tidak diunggulkan tapi di pemkot diunggulkan menjadi inovasi sesuai visi dan misi,” tegas Tiyok lagi.
Di angka 2400 untuk tahun 2018, Pemkot Probolinggo optimis bisa meraih angka yang lebih tinggi di tahun 2019. “Optimis insyaallah. Karena dari jumlah dan kualitas yang ditampilkan,” imbuh pejabat eselon 2 ini.
Sementara itu, Wali Kota Hadi Zainal Abidin menegaskan, berpredikat kota sangat inovatif, justru menjadi tantangan tersendiri baginya dan OPD di lingkungan Pemerintah Kota Probolinggo. “Sebenarnya ini memacu OPD untuk berinovasi, melaksanakan kegiatan lebih inovatif dan beragam tetapi tujuannya tercapai. Saya tidak ingin sekadar seremonial atau program rutinan, harus terukur, jelas dan berkelanjutan,” katanya. (famydecta/humas)