PLANNER Riwayatmu Kini

Sampai dengan Tahun 2015 kemarin BAPPEDA masih mengelola sebuah penerbitan dalam bentuk majalah. Yaitu, najalah PLANNER. Majalah yang diterbitkan ini sudah sesuai dengan tupoksi BAPPEDA yang didalamnya juga membawahi masalah kelitbangan. Sebab majalah PLANNER merupakan majalah semacam publikasi ilmiah. Kenapa disebut publikasi ilmiah, karena PLANNER memang dirancang bukan sebagai malaha publikasi atau jurnal berita namun menghimpun ide-ide masyarakat dalam bentuk karya ilmiah.

Secara kronologis Majalah PLANNER diterbitkan sejak tahun 2010 yang memang diperuntukkan sebagai sarana untuk menghimpun ide-ide masyarakat dalam perencanaan pembangunan Kota Probolinggo. Sejak Tahun itu majalah ini telah dikelola oleh 3 (tiga) kali kepemimpinan Kepala BAPPEDA, 3 (tiga) kali Kepala Bidang Data dan Litbang serta 3 (tiga) kali Kepala Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan.

Pada awal penerbitan Majalah Planer dirancang untuk terbit 3 bulan sekali. Namun sejak Tahun 2013 kemarin Majalah Planer terbit 2 bulan sekali. Dan efeknya adalah jumlah halaman diturunkan. Jika sebelum tahun 2013 jumlah halaman bisa mencapai 48 halaman per edisi, maka sejak tahun 2013 menjadi 36 halaman. Penurunan jumlah halaman ini dilakukan untuk mengatasi minimnya jumlah kontribusi artikel dari penulis. Dari 36 halaman tersebut banyak disajikan gambar-gambar agar target 36 halaman terisi penuh. Hal ini mengakibatkan beberapa kesulitan dalam pengelolaan majalah yaitu penerbitan akan terlambat dan materi tulisan tidak up to date dikarenakan keterlambatan tersebut.
Planer terdiri dari beberapa rubrik antara lain Laporan Utama, Laporan Khusus, Laporan Pilihan, Bung Plano, Rubrik Laporan Utama memuat 1 atau 2 artikel yang disesuaikan dengan tema edisi penerbitan. Sebagai contoh pada edisi Februari diambil tema penanggulangan bencana. Maka pada laporan utama ditampilkan artikel-artikel tentang penanggulangan bencana. Rubrik Laporan Khusus memuat artikel-artikel yang mendukung laporan utama.

Selanjutnya Rubrik Laporan Pilihan adalah untuk menampung berbagai ide dalam bentuk artikel. Artikel dalam Rubrik Laporan Pilihan bisa bertema apa saja. Yang penting harus berupa ide yang inovatif dan menyangkut kebijakan pemerintah. Juga bisa berupa hasil kajian dan penelitian dari berbagai pihak. Sedangkan pada Rubrik Bung Plano ditampilkan wacana, opini ataupun ide dari redaktur.

Untuk lebih mengembangkan keberadaan majalah Planer ini beberapa tahun yang lalu majalah ini telah didaftarkan untuk memperoleh ISSN. ISSN (Nomor Seri Standar Internasional) adalah sebuah nomor unik yang digunakan untuk identifikasi publikasi berkala media cetak ataupun elektronik. Bagi penulis (kalangan akademis) di Indonesia, ISSN merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi pada terbitan berkala. Jadi ini akan menjadi daya tarik bagi kalangan akademisi dan para guru untuk menerbitkan tulisan atau artikelnya melalui majalah Planer. Dengan adanya ISSN ini Majalah Planner bisa merupakan jurnal sebagai media publikasi hasil kajian dan penelitian.

Pada sisi lain sebagai salah satu tugas pokok dan fungsi Sub Bidang Penelitian dan Pengembangan, pengembangan aktifitas penelitian juga masih perlu dilakukan langkah-langkah yang lebih teknis. Dalam hal ini perlu dilakukan kegiatan untuk mewadahi ide-ide dalam bentuk penelitian. Kegiatan yang paling mungkin dilaksanakan adalah dengan penerbitan media. Media tersebut harus ber-ISSN sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi pada terbitan berkala. Dengan upaya ini diharapkan budaya menulis dan meneliti menjadi lebih berkembang.
Penulis sangat faham bagaimana Majalah PLANNER dikelola, sebab penulis pernah menjadi salah satu pengelola majalah ini. Majalah PLANNER ini sempat menjadi kebanggan Pemerintah Kota Probolinggo oleh karena Majalah ini diakui oleh LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) serta BAPPENAS. Belum lagi pengakuan dari BALITBANG Provinsi Jawa Timur, Badan Diklat Provinsi Jawa Timur dan beberapa lembaga litbang daerah lain. Mengapa diakui oleh LIPI karena Majalah Planner sudah ber-ISSN. Ini berarti majalah ini bisa dimanfaatkan oleh tenaga fungsional untuk memperoleh angka kredit. Karena sudah ber-ISSN juga maka tulisan yang diterbitkan melalui Majalah PLANNER dianggap tulisan yang berskala nasional.

Beberapa tenaga fungsional perencana dari BAPPENAS juga telah mengirimkan tulisan ke Majalah PLANNER. Inilah yang disebut pengakuan dari BAPPENAS. Dan ini bukan hanya satu tulisan ada beberapa tulisan dari beberapa penulis. Boleh dibuktikan pada arsip majalah Planner yang mungkin masih tersimpan di kantor BAPPEDA. Belum lagi dari guru-guru lokal Kota Probolinggo bahkan guru dari Kota Surabaya juga pernah mengirimkan tulisannya. Dari sisi masyarakat Kota Probolinggo, Majalah PLANNER juga pernah menerima tulisan dari Anggota DPRD Kota Probolinggo yang sempat mengirimkan idenya tentang pasar tradisional. Juga dari kalangan dosen yang berdomisili di Kota Probolinggo.

Namun mulai tahun 2016 Majalah PLANNER harus kehilangan eksistensinya. Adalah sebuah kritik dari anggota legislatif yang membuat majalah PLANNER harus di-drop dari R-APBD Kota Probolinggo Tahun 2016 saat itu. Sebenarnya permasalahannya adalah kurangnya pemahaman terhadap fungsi dan keberadaan Majalah PLANNER.  Memang sudah seharusnya Majalah PLANNER tidak dimatikan begitu saja. Banyak keuntungan yang diperoleh baik dari sisi Penulis, pembaca, maupun Pemerintah Kota Probolinggo sendiri sebagai pengelola. Nilai positif pertama adalah bahwa majalah PLANNER sudah ber-ISSN. Sebagaimana telah disebutkan di atas bahwa ISSN (Nomor Seri Standar Internasional) adalah sebuah nomor unik yang digunakan untuk identifikasi publikasi berkala media cetak ataupun elektronik. Bagi penulis (kalangan akademis) di Indonesia, ISSN merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi pada terbitan berkala. Jadi ini akan menjadi daya tarik bagi kalangan akademisi dan para guru untuk menerbitkan tulisan atau artikelnya melalui majalah Planer. Dengan adanya ISSN ini Majalah Planner bisa merupakan jurnal sebagai media publikasi hasil kajian dan penelitian. Inilah keuntungan pertama. Bahwasannya Majalah PLANNER bukan majalah biasa. Tetapi majalah publikasi hasil kajian ilmiah.

Keuntungan kedua adalah bahwa Majalah PLANNER sudah mulai dikenal oleh guru, akademisi dan tenaga fungsional lainnya yang sungguh amat berkepentingan dengan majalah ini. Oleh karena bahwa setiap tulisan yang dimuat pada Majalah PLANNER ini bisa ditukar dengan angka kredit. Angka kredit tentu amat bernilai untuk peningkatan karir mereka. Oleh karena itu pula beberapa tenaga fungsioanal mempertanyakan kenapa Majalah Planner tidak terbit lagi. Itulah kenapa para penulis dari BAPPENAS mengirimkan tulisannya kepada Majalah PLANNER.
Namun bukan itu yang menjadi tujuan penerbitan majalah PLANNER ini. Lebih jauh adalah untuk menggali ide-ide kreatif dan inovatif baik dari kalangan tenaga fungsional maupun dari masyarakat. Ide-ide kreatif dan inovatif ini tentu sangat berguna bagi perencanaan pembangunan daerah khususnya Kota Probolinggo. Betapapun ide-ide kreatif dan inovatif perlu mendapatkan penyaluran dan pengakuan. Bentuk pengakuan inilah yang coba diberikan melalui Majalah PLANNER.

Dari keuntungan kedua di atas ini kita bisa melihat bahwa ke depan Majalah PLANNER seharusnya tidak akan kekurangan bahan tulisan untuk diterbitkan. Oleh karena animo masyarakat khususnya tenaga fungsional untuk menulis dan mengirimkan tulisannya sudahlah amat besar. Tidak percaya? Bisa ditanyakan kepada tenaga fungsional perencana yang ada di BAPPEDA Kota Probolinggo.

Keuntungan ketiga adalah target capaian salah satu program urusan perencanaan pembangunan yang sudah ditetapkan dalam RPJMD Kota Probolinggo bisa terbantu untuk tercapai. Yaitu melalui penerbitan Majalah PLANNER ini. Apa program itu? Adalah Program Pengembangan Penelitian/Kajian Masyarakat dengan target 15 karya tulis masyarakat per tahun. Ini bukan target main-main. Bagaimana masyarakat terbiasa berfikir ilmiah menjadi taruhannya. Mungkin kelihatannya sepele tetapi hal ini bisa menjadi ukuran kemajuan sebuah masyarakat. Masyarakat yang terbiasa berfikir ilmiah akan menjadi masyarakat yang kritis, kreatif dan inovatif. Masyarakat yang kritis, kreatif dan inovatif akan mampu memberikan ide-ide yang cemerlang kepada perjalanan pembangunan. Tidak percaya? Kita coba saja.

Jadi kesimpulannya adalah Majalah PLANNER seharusnya diterbitkan kembali. Tidak ada ruginya untuk menerbitkan kembali. Mungkin dengan dimulai dengan anggaran yang tidak perlu terlalu besar. Dan dimulai dengan memberikan kefahaman yang dalam kepada masyarakat. Banyak sekali manfaat yang bisa diperoleh dengan terbitnya Majalah PLANNER. Tidak percaya? Mari kita terbitkan lagi.

 

Oleh : ARIEF BUDIJANTO, ST., MM
Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Probolinggo

×

Apakah anda mempunyai pertanyaan?

Klik salah satu perwakilan kami di bawah ini untuk mengobrol di WhatsApp atau mengirim email kepada kami bappedalitbang@probolinggokota.go.id

× LAYANAN ONLINE