Pemimipin Yang Santun

Akhir-akhir ini kita dibisingkan oleh keramaian diskusi tentang siapa calon Gubernur DKI Jakarta. Masing-masing kelompok menghadirkan siapa yang pantas untuk memimpin Jakarta sebagai Gubernur. Gubernur merupakan kepala daerah untuk wilayah provinsi. Sedangkan secara harafiah gubernur merupakan adalah “pemimpin”, “penguasa”, atau “yang memerintah” yang berasal dari bahasa Belanda “gouverneur”. Selama ini DKI Jakarta dipimpin oleh seorang Gubernur bernama Ahok atau Basuki Tjahaja Purnama. Seorang yang dinilai kasar, tetapi juga dinilai tegas. Terlepas suka atau tidak suka begitulah kenyataannya. Dinilai kasar karena dia seringkali mengeluarkan kata-kata yang agak kurang sopan. Kenapa dinilai kurang sopan? Oleh karena bahwa adat kita belum bisa menerima perilaku seperti itu. Masyarakat kita masih menerima perilaku yang andap asor, berbudi bahasa halus dan bertata krama. Bukan berarti bahwa Ahok tidak seperti itu. Tetapi dia berperilaku seakan kasar seperti itu untuk menunjukkan ketegasannya. Ini menurut beberapa pihak. Kebisingan yang menasional berkaitan dengan diskusi tentang siapa calon pemimpin Jakarta bisa jadi karena ironi-ironi yang menyertainya. Silakan menilai sendiri. Sebab disini tidak sedang membahas Ahok dengan segala perilakunya. Juga tidak sedang membahas pro dan kontra tentang Ahok.

Dalam pembahasan kali ini saya ingin merenungkan tentang seorang pemimpin. Merenungkan berarti menemukan sesuatu yang positif agar bisa menjadi pegangan kita. Pegangan baik bagi diri kita untuk menjadi seorang pemimpin maupun pegangan untuk memilih dan menentukan seorang pemimpin. Pemimpin apa saja, pemimpin masyarakat, pemimpin rumah tangga, pemimpin perjalanan dan seterusnya. Bukan sekedar pemimpin dalam arti sempit. Seringkali kita amat subyektif ketika kita harus memilih dan menentukan seorang pemimpin. Contohnya adalah menentukan pemimpin rumah tangga. Tentu ketika kita terutama perempuan memilih seorang pemimpin rumah tangga tentulah akan didasari oleh perasaan cinta asmara sebelum dia menentukan siapa pemimpin rumah tangganya dengan menikah. Atau ketika kita akan menentukan seorang pemimpin daerah – baik itu lurah, bupati, walikota, gubenur bahkan presiden – seringkali didasarkan pada kecintaan kita. Ironisnya kecintaan itu berawal dari pencitraan dan kampanye serta propaganda sesaat. Padahal kita harus memilih pemimpin untuk jangka waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu kita harus benar-benar berhati-hati ketika memilih dan menentukan seorang pemimpin.

Dalam beberapa sumber disebutkan bahwa Pemimpin (Natural Leader) adalah seseorang yang menggunakan kemampuannya, sikapnya, nalurinya, dan ciri-ciri kepribadiannya yang mampu menciptakan suatu keadaan, sehingga orang lain yang dipimpinnya dapat saling bekerja sama untuk mencapai tujuan. Seorang pemimpin memang seharusnya menjadi seseorang yang dapat diteladani dan berperilaku baik. Pemimpin juga adalah seseorang yang dapat menginspirasi, mampu menggugah semangat, menumbuhkan ide-ide yang positif kepada yang dipimpinnya. Seorang pemimpin seharusnya kuat dalam artian berwibawa sekaligus tegas. Berwibawa dihadapan lawan-lawannya, sekaligus tegas menegakkan hukum dan peraturan. Seorang pemimpin juga seharusnya amanah. Karena pemimpin tidak hanya bertanggungjawab kepada masyarakat namun juga bertanggungjawab kepada Allah SWT, Sang Maha Kuasa, Pemilik Kekuasaan Tertinggi. Oleh karena juga bahwa setiap pemimpin akan ditanya bagaimana dia memimpin. Konskuensi inilah yang justru lebih berat.

Sebagai orang Indonesia yang masih menjunjung tinggi adat ketimuran sudah seharusnya seorang pemimpin mengemban perilaku santun. Santun menurut kamus Bahasa Indonesia adalah (1) halus dan baik (budi bahasanya, tingkah lakunya); sabar dan tenang; sopan; (2) penuh rasa belas kasihan; suka menolong. Nah inilah yang seharusnya menjadi penekanan. Bahwa orang yang santun adalah orang yang halus dan baik budi bahasanya, hakus dan baik tingkah lakunya. Oleh karena itu orang yang santun itu dia sabar, tenang dan sopan. Tidak grusa-grusu, tidak gampang panik, tidak terburu-buru dan seterusnya. Juga bahwa orang yang santun itu pasti punya rasa belas kasihan oleh karena itu dia pasti suka menolong. Jika dibayangkan ketika berhadapan dengan orang yang santun kita akan merasa sejuk dan tenang. Akibat dari ketenangannya yang memancar keluar dari auranya. Mungkin kira-kira seperti itu.

Santun bukan berarti selalu menunduk-nunduk ketika menghadapi atasan. Sebab, santun bukanlah gaya penjilat yang sopan di depan dan brengsek di belakang. Santun adalah tetap memilik integritas namun dibawakan dengan sabar dan tenang serta tenang. Santun tidak meledak-ledak meski tetap tegas membawakan kebijakan. Santun bukan berarti tidak pernah marah. Sebab kemarahan adalah hal yang manusiawi. Seperti marahnya seorang ibu kepada anaknya, kemarahan akan didasari dengan rasa cinta dari dalam sanubari.

Nah, ketika kesantunan digabungkan dengan kepemimpinan kita bisa renungkan keindahannya. Seorang Pemimpin yang Santun inilah yang akan menjadi inspirasi bagi kita semua. Mudah-mudahan Pemimpin Yang Santun bukan hanya ada dalam dongeng. Seperti dongeng yang difilm-kartunkan oleh Rumah Produksi Malaysia dalam film kartun “Pada Zaman Dahulu”. Dimana si Kancil menjadi Raja Hutan karena kecerdikan dan kesopanannya. Padahal yang namanya Raja Hutan pastilah seekor Harimau karena dia memang “menangan”. Ketika hukum rimba berlaku maka tidak ada lagi akal, budi pekerti dan kesantunan. Yang ada adalah kekuatan tanpa kesantunan.

Pemimpin memang jarang diproduksi dari sekolah-sekolah namun sekolah bisa memberikan pengalaman untuk memimpin. Pemimpin merupakan perpaduan dari bakat dan pengalaman. Pengalaman yang santun akan menciptakan seseorang yang santun. Seseorang yang santun akan membawakan gaya kepemimpinan yang santun pula.

Oleh : ARIEF BUDIJANTO, ST., MM
Kepala Sub Bagian Evaluasi dan Pelaporan
Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kota Probolinggo

 

Referensi:
1.)    http://kamusbahasaindonesia.org/santun
KamusBahasaIndonesia.org

 

 

×

Apakah anda mempunyai pertanyaan?

Klik salah satu perwakilan kami di bawah ini untuk mengobrol di WhatsApp atau mengirim email kepada kami bappedalitbang@probolinggokota.go.id

× LAYANAN ONLINE