Nama Probolinggo lazimnya dikaitkan dengan lokasi wisata alam Gunung Bromo, air terjun Madakaripura, Gunung Argopuro, Gili Ketapang, Ranu Segaran, atau Arung Jeram Pekalen.
Namun Kota Probolinggo juga menyimpan pesona di sudut kawasan pesisirnya. Berlokasi di Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan terdapat sebuah ekowisata bakau bernama Bee Jay Bakau Resort atau biasa disingkat BJBR.
Ekowisata BJBR menghadirkan keindahan pasang surut air laut di tengah hutan mangrove yang terletak di Kota Probolinggo. Ekowisata ini juga menawarkan aneka fauna pasang surut, antara lain kepiting, ikan loncat, rajungan, burung khas laut jenis pasang surut, burung pemakan ikan seperti king fisher dan blekok yang hidup di antara beragam jenis tanaman bakau.
Mangrove BJBR, tepatnya terletak di pesisir pelabuhan patai Mayangan sebelah utara alun-alun Kota Probolinggo Jawa Timur. Bagi yang ingin menggunakan kendaraan pribadi dari arah barat/Surabaya, terus menuju Jalan Soekarno Hatta Probolinggo kota belok kiri jalan menuju Mall GM di Jl Dr Soetomo, lurus hingga sampai pada Kecamatan Mayangan kemudian belok kanan hingga menemukan gerbang pelabuhan. Di situlah daerah wisata BJBR berada. Bagi anda yang ingin backpakeran atau menggunakan kendaraan umum dari luar kota, bisa menggunakan bus dan turun terminal Bayuangga – Probolinggo. Kemudian menggunakan angutan umum dengan line G dan turun di dekat stasiun Probolinggo, dilanjutkan dengan menaiki becak atau ojek menuju ke Pelabuhan Mayangan.
Setelah sampai pada pintu masuk gerbang pelabuhan, pengunjung dikenakan tarif Rp. 1000 untuk kendaraan roda dua dan Rp. 2000 untuk roda empat. Setelah memasuki area wisata kemudian menuju ke arah timur yaitu BJBR. Tiket masuk BJBR sebesar Rp. 10.000 per orang dan parkir kendaraan Rp. 2000 untuk roda dua dan Rp. 7000 untuk roda empat. Harga tiket tersebut sebelum pembenahan renovasi hingga sesempurna sekarang. Bisa jadi tiket masuk yang sekarang naik karena pengunjung semakin hari semakin ramai.
Di wisata Bee Jay Bakau Resort Probolinggo ini terdapat dua lokasi yang dapat dikunjungi. Pertama pantai pasir putih buatan yang berluaskan 800m2 bernama pantai Majengan. Jika Anda pernah liburan ke singapura Universal, di sini juga ada miniatur bola dunia yang sama persis. Namun, perbedaannya berada di tepi pantai dan desain yang kurang begitu sempurna, akan tetapi bisa memuaskan pengunjung untuk menikmati permainan air dan berfoto selfie bersama pasangan atau keluarga. Kedua, areal bakau yang terdapat berbagai fasilitas.
BJBR Dulu
Dahulu, kemana pun mata memandang, yang tampak di lokasi ini hanya tumpukan sampah. Bau busuk menyeruak hidung sesuai dengan namanya Kali Banger (kali yang berbau busuk). “Pemandangan tak sedap di mata membuat orang tak mau dekat dengan lokasi ini,” ujar HRD BJBR, Joko Yulianto.
Joko berkisah, adalah Benjamin Mangitung, Tan Justinus, dan Juda Mangitung yang tergerak untuk mengubah lautan sampah itu menjadi sesuatu yang bernilai. Berbekal izin dari Pemerintah Kota Probolinggo, mereka bertiga menggerakkan orang-orang untuk membersihkan sampah di muara Kali Banger dan di pantai pasang surut. Sampah pun sedikit demi sedikit berkurang.
Dengan menggunakan 100 persen tenaga manusia serta tetap menjaga kelestarian alam, sedikit demi sedikit pun mulai tampak perubahan. Lokasi pembuangan sampah itu kemudian menjadi hutan mangrove yang kemudian menjadi objek ekowisata yang bernilai.
Kini ekowisata itu dikembangkan menjadi satu alternatif wisata yang bukan hanya untuk tujuan edukasi namun juga wahana untuk liburan keluarga, khususnya di akhir pekan. Juga cocok untuk lembaga yang ingin memberikan refreshing bagi karyawan karena di sana tersedia fasilitas outbond.
Jembatan Kayu
Kesejukan dan keasrian hutan bakau bisa dinikmati dengan menyusuri jembatan yang tersusun dari kayu kelapa sepanjang kurang lebih 800 meter. Sepanjang jembatan pengunjung bisa mengenali berbagai macam jenis bakau dan beraneka ragam fauna khas pantai pasang surut. Tersedia pula beberapa tempat istirahat di sepanjang jembatan seperti saung-saung kecil. Lampu-lampu LED yang melilit ranting-ranting mangrove menambah indahnya pemandangan saat malam hari.
BJBR selain sebagai tempat wisata untuk rekreasi bersantai dan bermain, juga sebagai sarana untuk studi lingkungan bagi siswa sekolah mulai tingkat PAUD sampai perguruan tinggi. Seperti diceritakan Joko, ada empat jenis mangrove yang kini sedang dibudidayakan. Antara lain api-api, bogem, tinjang, dan sia-sia. Pengunjung juga bisa menikmati makanan khas seperti kue mangrove dan roti brownies juga sirup mangrove yang terbuat dari bahan dasar mangrove, dari daun dan buahnya.
Bersepeda
Bagi keluarga yang ingin menghabiskan libur akhir pekan dengan suasana berbeda, hutan mangrove ini bisa menjadi alternatif. Meski tampak luar berupa rimbunan pohon mangrove, namun area bakau seluas 90 hekatare itu juga menyediakan penginapan bagi keluarga yang ingin menikmati alam. Juga memiliki bungalow-bungalow yang nyaman untuk menginap. Letak bungalow berada di antara mangrove dengan pemandangan kamar tidur menghadap laut. Hal ini akan menghadirkan suasana yang berbeda.
Tarif bungalow ini, untuk tipe junior suite dengan view menghadap laut lepas yakni Rp 850.000 permalam. Sedangkan untuk tipe executive dengan view menghadap area mangrove betarif Rp 600.000 permalam.
Bagi yang suka dengan suasana seru, BJBR menyediakan wahana permainan air yang sayang jika dilewatkan, yaitu banana boat atau perahu catamaran. Dengan perahu ini pengunjung bisa berkeliling menyusuri hutan bakau yang luasnya mencapai kurang lebih 89,2 hektare. Suasana yang eksotis, indah, romantis dan alami di sekitar hutan bakau bisa memanjakan pengunjung yang ingin melepaskan keletihan.
Tak hanya itu, menikmati udara segar hutan bakau, kicauan burung di pagi hari dan melihat bangau yang beterbangan, serta gemuruh air laut dengan hempasan gelombangnya akan membuat tubuh terasa nyaman di atas perahu.
Selain banana boot, bagi yang suka bermain air disediakan pula waterboom di atas hutan bakau. Water boom ini didesain menyerupai rollercoaster dengan tinggi mencapai 6 meter dan panjang lintasan 40 meter. Ini merupakan satu-satunya waterboom di Indonesia yang dibangun di atas hutan bakau memakai air laut yang bersih.
Juga ada water splash yang airnya menyembur seperti air mancur dan menari-nari di atas permukaan pantai pasir putih buatan. Ini juga merupakan satu-satunya water splash yang memakai air laut yang bersih. Menyembur dari bawah dengan tekanan tinggi hingga membuat air menjulang ke atas dengan ketinggian 12 meter. Pada siang hari terlihat sangat elok dan di malam hari sangat memukau dengan padu padan variasi lampu warna-warni. Oh ya, disediakan ruang ganti dan ruang bilas usai bermain air.
Tersedia pula Cycling Track. Ini merupakan fasilitas yang digunakan mengantar pengunjung dan tamu menuju resto, bungalow, maupun menuju loby bungalow. Juga digunakan untuk mengangkut tamu yang terlalu jauh berjalan menuju spot-spot wahana atau yang sekedar ingin jalan-jalan. Cycling track memiliki total panjang 2000 meter samapai ujung bungalow family dengan luas area sampai 2000 meter persegi dengan diameter 4 meter.
Bila pengunjung lelah dengan permainan air atau bersepada, bisa melepas lelah di resto di bawah tenda raksasa yang disebut Rest O tent BJBR. Ini merupakan pengertian harfiah dari istirahat di bawah tenda. Rest O Tent merupakan restoran sari laut beratap tenda dengan empat pucuk kubah. Restoran ini menyajikan bermacam-macam masakan hasil laut, seperti kepiting, kerang, lobster, cumi-cumi, kakap, kerapu dan berbagai jenis ikan laut. Minuman khas yang ditawarkan antara lain jus kedondong, kelapa muda dan aneka buah lainnya.
BBJR juga melengkapi ekowisata ini dengan lapangan bola voli bernuansa pantai bertaraf internasional. Kompetisi atau pertandingan lokal, nasional dan internasional siap diadakan di sini. http://kominfo.jatimprov.go.id