
“Probolinggo Kota Jasa Berwawasan Lingkungan Yang Maju, Sejahtera dan Berkeadilan” gagas Sekretaris Daerah dalam berita trans 9. Begitulah bunyi visi Kota Probolinggo yang saat ini menjadi Trending Topic di kawasan Kota Probolinggo, bahkan menjadi headline serius bagi pemerintah Kota Probolinggo dalam membangun kota yang berkualitas dan mampu berkompetitif dalam segala aspek sehingga mampu menciptakan kota probolinggo yang aman, sejahtera dan berkeadilan bagi rakyatnya.
Masalah pengangguran , tingginya angka kemiskinan, pelayanan pendidikan yang tidak maksimal, pelayanan kesehatan yang masih dibawah rata-rata, serta rendahnya pelayanan publik merupakan indikator permasalahan yang kurang lebih sama dialami kota- kota di Indonesia, khususnya Kota Probolinggo.Bahkan penduduk Kota Probolinggo yang mencapai 217.062 pada tahun 2010 dengan laju pertumbuhan 2-10% per tahun menyebabkan pertumbuhan penduduk Kota Probolinggo semakin tahun mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Apalagi jika Kota Probolinggo menjadi sasaran urbanisasi, ini merupakan indikasi lemahnya suatu kota yang semakin banyak tantangan yang harus dihadapi Kota Probolinggo untuk dapat lebih berkembang dan maju dalam berbagai hal.
Perkembangan teknologi yang semakin populer di kalangan masyarakat di dunia atau bahkan menjadi “hantu” yang sudah menjalar di seluruh pelosok negeri terapaksa harus siap dan sigap di hadapi oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini menjadi acuan pemerintah untuk melihat sisi perspektif yang berbeda dari sudut pandang masyarakat. Hal ini menjadi modal bagi pemerintah untuk menciptakan suatu perencanaan kota yang ideal serta mampu bersinergi dengan perkembangan teknologi saat ini. Perencanaan tersebut membutuhkan pengembangan suatu konsep atau sistem baru yang memungkinkan masyarakat dapat hidup dengan baik dan terhindar dari berbagai masalah lebih lanjut kepada lingkungan. Isu yang mencuat tentang konsep perencanaan kota saat ini yaitu Smartcity.
Konsep Smartcity merupakan konsep penataan kota dengan peningkatan peran infrastruktur publik sertap pembangunan yang tidak ego sektoral. Maksud dari ego sektoral disini, yaitu pembangunan yang cenderung tidak memperhatikandampak terhadap lingkungan sekitar. Konsep ini dapat menjadi peranan penting di tengah suburnya masalah sosial dalam segala aspek, baik pemerintahan, pendidikan, kesehatan, pelayanan publik,ekonomi, infrastruktur dan berbagai aspek lainnya yang hadir menjadi jawaban untuk pengeloaan sumber daya alam yang efisien sehingga mampu berintegrasi langsung dengan masyarakat perkotaan.
Konsep Smartcity pertama kali dikemukakan oleh IBM (International Business Machines), perusahaan komputer ternama di Amerika Serikat. Konsep smart bukanlah gosip atau isu belaka, melainkan sudah diterapkan diberbagai kota diseluruh dunia diantaranya Kota Copenhagen salah satu kota di Denmark yang memfokuskan diri mengoptimalkan pada Environment Smart, karena hal ini Kota Copenhagen menjadi salah satu kota terpintar di dunia. Selain itu ada Kota Seoul, Korea Selatan yang fokus terhadap pelayan publik dibidang teknologi informasi yang menjadikan kota ini memiliki jaringan internet tercepat didunia.
Secara sederhana, kota dikatakan pintar apabila layak huni, efisien dan berkelanjutan. Sumber daya manusia dan modal sosial serta infrastruktur sistem komunikasi tradisional dan modern dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kehidupan yang berkualitas, dengan pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana, melalui tata pemerintahan yang partisipatif (Caragliu et al., 2011). Namun, apabila pemerintah hanya mengandalkan perbaikan pada aspek fisik saja dan telah memadai semua itu terasa percuma dan sia-sia karena masyarakat dalam hal ini menjadi lakon kurang memainkan perannya yaitu kurang siap dalam hal mental dan pemahaman tentang konsep Smartcity tersebut. Sesuai dengan visi Kota Probolinggo yang telah diuraikan diatas, penerapan konsep Smartcity dapat diterapkan melalui smart environment dan smart transport.
Penerapan smart environment di Kota Probolinggo dapat dilakukan melalui program seperti Probolinggo Go Green yaitu melalui aplikasi digital, yang mengandalkan teknologi informasi. Selanjutnya pemerintah melakukan penanaman spot jaringan intenet dibeberapa titik. Melalui aplikasi tersebut, masyarakat dapat memotret area mana saja yang terjadi penumpukan sampah seperti area sungai brantas, area pasar gotong royong, area pelabuhan tanjung tembaga dan lain-lain yang nantinya akan ditindak lanjuti oleh pemerintah atau komunitas khusus dalam program Probolinggo Go Green.
Wujud pengembangan smart environment juga bisa dilakukan melalui pengembangan Teknologi Kendali Otomatis, yaitu dengan menyediakan tong sampah khusus langsung produksi. Maksudnya, sampah akan secara otomatis langsung terpilah antara sampah organik maupun anorganik yang selanjutnya sampah tersebut bisa didaur ulang.
Sedangkan pada bidang smart transport khususnya pada skala teknologi informasi dapat dilakukan dengan membuat aplikasi Jalankuprobolinggo.go.id, jadi pengaplikasiannya yaitu peran masyarakat dalam menginformasikan jalanan di area Kota Probolinggo yang kurang bagus sehingga pemerintah dapat meninjau kerusakan jalan melalui informasi masyarakat Kota Probolinggo.
Penerapan smart transport juga dapat dilakukan dengan memperkuat nilai budaya kearifan lokal Kota Probolinggo pada infrastruktur perkotaan. Nilai budaya dapat diterapkan dengan mengkombinasi motif batik Kota Probolinggo dengan angkutan kota karena saat ini jumlah kendaraan pribadi mengalami peningkatan dari tahun ke tahun akibat tidak selarasnya penggunaan transportasi publik dengan peningkatan layanan. Sehingga selain mengurangi kemacetan seperti di pasar gotong royong, area wonoasih dan lain- lain dapat teratasi. Selain itu, hiasan tersebut menjadi identitas kota sehingga menarik wisatan untuk berkunjung dan dapat meningkatkan pendapatan daerah.
Strategi Alternatif dalam upaya membangun kota pintar di wilayah Kota Probolinggo bisa dilihat dari keberhasilan dalam pembangunan kota smart yang berkualitas. Tidak hanya dari aspek ketersediaannya saja, tetapi juga dari aspek kualitas pelayanan dan manajemennya. Dalam program perbaikan lingkungan, disini juga sangat dibutuhkan peran masyarakat dan instansi pemerintahan dalam perwujudan program tersebut.
Pembangunan segi infrastruktur transportasi umum yang berkombinasi dengan budaya lokal ini juga bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas lokal pada khususnya yang sementara ini sangat kurang memadai. Bisa dilihat dalam keseharian masyarakat yang saat ini sangat tergantung pada mode transportasi pribadi, karena transportasi umum kurang bisa untuk diandalkan dalam memenuhi tuntutan pola hidup modern yang serba cepat, dinamis, dan menuntut pelayanan prima.
Segala upaya pemerintah Kota Probolinggo dalam membangun Kota Pintar akan percuma jika tanpa diimbangi dengan antusiasisme masyarakat. Partisipasi warga sebagai pioner dalam pembangunan ini perlu lebih ditingkatkan kualitasnya, serta lebih diarahkan untuk mendukung terwujudnya konsep kota pintar tersebut. Oleh karena itu, Kondisi eksisting Kota Probolinggo sangat potensial dan memungkinkan untuk dibangun dan dikembangkan sebagai salah satu kota pintar di Indonesia. Probolinggo Smartcity, langkah awal untuk perubahan besar ! Elvin Sujatmiko