LEBIH KREATIF DENGAN ENERGI CAHAYA MATAHARI UNTUK KOTA PROBOLINGGO SEBAGAI KOTA SMART CITY



Akhir-akhir ini, Kota Probolinggo dilanda cuaca panas berturut-turut yang suhunya dapat mencapai 40oC. Kondisi ini memberikan masalah bagi masyarakat setempat. Bahkan pengeluaran mereka bisa lebih dari biasanya karena penggunaan listrik menjadi meningkat akibat pemakaian kipas dan alat pendingin lainya yang digunakan secara terus-menerus. Otomatis biaya listrik ikut meningkat.

Sebenarnya jika kita mau berpikir lebih kreatif, cuaca panas seperti ini, meskipun menyusahkan masyarakat  Kota Probolinggo dapat meberikan keuntungan.  Seperti pemanfaatan energi matahari untuk dijadikan tenaga pembangkit listrik dengan menggunakan alat yaitu panel surya. Panel surya itu sendiri merupakan sebuah alat yang terdiri dari sel surya yang mampu mengubah cahaya menjadi listrik.

Lalu, apa kaitannya dengan Kota Probolinggo sebagai smart city? Pertama perlu kita ketahui smart city adalah konsep yang mengetengahkan sebuah tatanan kota cerdas yang bisa berperan dalam memudahkan masyarakat. Bisa berupa informasi yang memudahkan masyarakat, atau pengelolaan sumber daya yang efisien. Maka, pemanfaatan energi matahari menjadi tenaga pembangkit listrik merupakan salah upaya Kota Probolinggo menuju smart city, dan selanjutnya akan dijelaskas dalam isi artikel ini.

Pemasangan panel surya dapat dilakukan pada atap bangunan, sebagai atap pada tempat untuk berteduh, di atas tanah, dll. Penggunaan panel surya di atap bangunan lebih baik, karena dapat mengurangi resiko kebocoran pada saat hujan. Dengan syarat, panel surya harus menghadap matahari langsung. Selain itu harus diperhatikan juga, jika mungkin terdapat penghalang di antara panel surya dan sinar matahari. Penghalang kecil seperti cabang-cabang pohon bisa menghambat kinerja panel surya, sehingga harus dipangkas pada saat pemasangan panel surya tersebut.

Alat-alat yang dibutuhkan dalam pemasangan system panel surya yaitu; Panel surya, 
Solar charge controller, Inverter DC ke AC, dan aki basah. Solar charge controller adalah alat yang digunakan untuk mengontrol proses pengisian muatan listrik dari panel surya ke aki dan juga pengosongan muatan listrik dari aki ke beban. Inverter DC ke AC adalah adalah perangkat yang digunakan untuk mengubah arus DC dari aki menjadi arus AC dengan tegangan umumnya 220 volt. Sedangkan aki digunakan sebagai media penyimpan muatan listrik. Alat-alat tersebut kemudian dirangkai hingga menjadi system pembangkit listrik yang sempurna.

Pada sebuah bangunan yang akan dipasangi panel surya, terlebih dahulu diukur berapa daya yang dibutuhkan. Maka dengan begitu dapat diketahui jumlah panel surya yang akan dipasang. Selain menggunakan alat-alat yang sudah dijabarkan, terdapat pula penyangga yang digunakan untuk menahan panel surya tetap berada pada tempatnya di atap.

Untuk pemasangan pada sebuah bangunan, listrik pada bangunan dibuat dengan sistem hibrid, yaitu menggunakan sumber listrik dari PLN dan PLTS. Dengan saklar yang mengarah ke atas artinya menggunakan listrik PLN terus menerus selama 24 jam. Saklar mengarah ke bawah artinya menggunakan listrik PLN dan SHS yang berganti secara otomatis ketika petang dan pagi hari (sistem hibrid).

Pembelian panel surya untuk daya tampung 1000 watt senilai Rp 700.000,-. Walaupun terlihat memberatkan dan membutuhkan dana yang lumayan, namun pada pemakaian selanjutnya tidak dipungut biaya sedikitpun.

Melihat prospek yang menjanjikan ini, pemerintah bisa menggalakan batuan dana berupa potongan biaya untuk mereka yang bersedia memasang panel surya. Hal ini diupayakan untuk menggerakkan masyarakat untuk beralih pada sistem panel ini. Agar segera impian menjadi kota smart city bisa segera terwujud. Disamping itu, penggunaan listrik dari panel surya oleh masyarakat bisa membantu rakyat yang kurang mampu. Dengan menyalurkan sebagian energi listrik untuk mereka yang tidak mampu memasang listrik.

Masih ada keuntungan lain lagi, yaitu keuntungan bagi masyarakat Kota Probolinggo. Penggunaan sistem panel dapat mengurangi pengeluaran untuk biaya listrik, sehingga lebih hemat. Selain itu, system panel ini juga bisa dijadikan lahan usaha. Seperti penjualan listrik dari panel kepada rakyat sekitar penjual listrik tersebut.

Dengan begitu, cita-cita Kota Probolinggo sebagai kota smart city bisa terwujud hanya dengan memanfaatkan energi matahari. Sebenarnya setiap suatu kejadian yang ada disekitar kita, dapat dijadikan suatu inovasi yang inspiratif serta menguntungkan bagi masyarakat. Sama halnya dengan pembangit listrik tenaga matahari ini, hanya karena kondisi cuaca yang sangat panas, dapat memberikan inspirasi yang sangat bermanfaat. Putri Ulaya Firyal
×

Apakah anda mempunyai pertanyaan?

Klik salah satu perwakilan kami di bawah ini untuk mengobrol di WhatsApp atau mengirim email kepada kami bappedalitbang@probolinggokota.go.id

× LAYANAN ONLINE