
Berbicara tentang pariwisata, didalamnya tercakup berbagai upaya pemberdayaan, usaha wisata, obyek dan daya tarik wisata serta berbagai kegiatan dan jenis usaha pariwisata. Perkembangan dan pertumbuhan pariwisata perlu diantisipasi agar perkembangannya tetap pada jalurnya dan daya dukungnya.
Kedatangan kapal pesiar MS. Volendam di Pelabuhan Tanjung Tembaga Kota Probolinggo hari minggu lalu, yang membawa wisatawan dari Belanda, merupakan angin segar akan potensi pariwisata di Kota Probolinggo. Tidak hanya MS Volendam yang berlabuh di Kota Probolinggo, rencana MS. Rotterdam dan Kapal lainnya akan datang juga di Kota Probolinggo sepanjang tahun 2016.
Menanggapi bidang kepariwisataan, Bappeda Kota Probolinggo sudah melakukan riset strategi pemasaran dan pengelolaan pariwisata daerah Kota Probolinggo. Dan dari data yang terhimpun, ada 3 kategori wisata yang siap dikunjungi oleh wisatawan. Selain wisata alam hutan mangrove, juga ada wisata budaya, yakni Gereja Merah, Gereja Suster Santa Perawan Maria, Rumah Kuno, Museum Kota Probolinggo, Makam ki Joyolelono, alun alun dan masjid agung, masjid tiban dan Klenteng Tri Dharma Sumbernaga. Di wisata minat khusus, ada pasar baru, pasar gotong royong, TWSL, seribu taman, taman lansia, kolam renang bayuangga dan pelabuhan tanjung tembaga sendiri.
Dijelaskan oleh Retno Widosari, Kabid. Ekonomi pada Bappeda Kota Probolinggo, bahwa strategi pemasaran bertujuan untuk mendorong peningkatan kunjungan pasriwisata di berbagai obyek dengan pendekatan pada pemenuhan terhadap unsur kebutuhan dan kepuasan pada pengguna jasa wisata. “Strategi promosi, fasilitasi, target pasar, produk, daya saing, strategi pasar dan penempatan lebih diutamakan, karena wisatawan cenderung mengingat pesan number one, kualitas terbaik” terang Retno diruang kerjanya pagi ini (14/01).