Sehari, Seratus Nasi Bungkus

Melalui Bagian Umum, Pemerintah Kota Probolinggo juga membagikan takjil dan nasi bungkus selama bulan Ramadhan. Setiap sore, sekitar seratus nasi bungkus beserta air mineral dibagikan kepada kaum dhuafa dan musafir.

Tak heran, sekitar pukul 16.00 depan kantor walikota Probolinggo selalu dipadati warga. Banyak dari mereka yang berprofesi sebagai tukang becak. Terlihat dari becak-becak yang sengaja di parkir di sekitar sana sementara empunya tengah menanti pembagian nasi bungkus dan takjil. Tidak hanya abang becak, ibu rumah tangga dan tukang parkir pun ikut mengantre. Tidak sedikit pula warga yang waktu itu melintas menyempatkan turun dan menerima nasi bungkus.

Apakah ini juga termasuk program pemerintah dalam pengentasan kemiskinan?

Rey Suwigtyo, Kabag Umum Sekdakot Probolinggo, yang ditemui di ruang kerjanya Kamis (26/7)membenarkan hal tersebut. “Boleh dikatakan seperti itu. Sesuai dengan apa yang sudah disampaikan oleh Pak Wali (Walikota Buchori), bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meringankan beban kaum dhuafa, para abang becak dan sopir angkota. Juga musafir yang kebetulan lewat di Kota Probolinggo. Yang tujuannya adalah untuk pemerataan dan kebersamaan,” jawabnya.

Menurut Tiyok, panggilan Rey Suwigtyo, setiap hari ada sekitar seratus nasi bungkus dan takjil yang dibagikan kepada kaum dhuafa. “Saya tidak menggunakan kata miskin, tapi dhuafa, karena banyak juga kaum miskin yang tidak miskin,” seloroh Tyo halus untuk menggambarkan semangat warga miskin yang masih punya prinsip tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah ini.

Sayangnya kegiatan yang setiap harinya dimulai pukul 16.30 ini cepat sekali berakhir. Tidak sampai 15 menit nasi bungkus dan takjil langsung ludes diserbu oleh warga masyarakat yang kebetulan lewat dan tukang becak yang njagong (parkir, red.) di sekitar kantor Pemkot.

“Ini menjadi perhatian saya. Ke depan, saya meminta kepada kawan-kawan (staff Bagian Umum) membagikannya lebih sore. Dari jam 5 sore sampai habis. Di samping itu, sambil memperhatikan perkembangannya, mungkin di akhir-akhir Ramadhan, seperti tahun lalu, pastinya kami akan menambah jumlah nasi bungkus dan takjil gratis ini,” jelasnya Tiyok.

Disinggung soal dana, Tiyok menjelaskan dana untuk kegiatan ini bersumber dari APBD senilai Rp 30 juta. “Kalau dulu, dalam pelaksanaan program ini, dananya diambil dari hasil urunan kepala-kepala dinas. Ramadhan kali ini, dananya diambil dari APBD. Sudah ada anggaran khusus yang dialokasikan untuk kegiatan takjil dan nasi bungkus gratis ini,” tegas mantan Kabag Humas dan Protokol ini.

“Ke depan, bekerja sama dengan satker-satker, kami juga telah merencanakan kegiatan buka puasa bersama Bapak Walikota. Jadi sebelum pembagian takjil, akan ada pencerahan dulu dari Pak Wali. Setelah itu baru kita buka puasa bersama. Kan setiap satker ada anggaran untuk peduli kaum dhuafa,” harap Tyo, mengakhiri wawancara pagi itu.

 

 

×

Apakah anda mempunyai pertanyaan?

Klik salah satu perwakilan kami di bawah ini untuk mengobrol di WhatsApp atau mengirim email kepada kami bappedalitbang@probolinggokota.go.id

× LAYANAN ONLINE